Aku masih ingat senyummu kala itu.
Ketika aku bertanya, apa definisi cantik menurutmu.
Ketika aku bertanya, apa definisi cantik menurutmu.
Lalu kau pun menjawab.
Bla bla bla bla. . .
Ku tatap matamu tanpa kuperhatikan betul sewaktu kamu
menjelaskan panjang lebar definisi cantik secara diplomatis ala-ala miss
universe.
Kamu cerewet.
Setelahnya, aku sodorkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, lalu
menyuruhmu mencari kata “cantik”. Kamu tampak begitu serius, dan tak lama kamu
tersenyum. Tersenyum ketika menemukan kata “kamu” yang ditulis tangan
menggunakan pulpen disitu. Diujung definisi kata cantik d KBBI.
“Gombal bangettt, anjir!” katamu, padahal seneng tuh.
Besoknya aku di omelin teteh teteh perpus karena corat coret
buku sembarang, entahlah dia tau darimana, untungnya cantik walaupun agak judes
memang, jadinya dimaklum. Kan yang cantik mah bebas mau ngapain juga
lah.Takdirnya enak ya hehehe.
Kamu yang aku ceritakan setelahnya pun tertawa puas. Kamu
minta aku sleding ya?
Gombalan kemaren lalu, akhirnya harus aku bayar puluhan ribu
untuk membeli KBBI baru di toko buku samping departement store yang terkenal
itu. Padahal cuma nyoret dikit. Lebay banget lah si teteh judes itu.
Ya walaupun buku yang lama boleh aku bawa
pulang sih. Mungkin itu salah satu strategi konspirasi teteh teteh perpus biar
dapet buku baru.
Sambil tersenyum kamu bilang.
“Buku yang kamu coret coret buat aku aja ya, aku bayar pake
pecel ayam deh. Gimana? Deal? :)”
Dengan sok cool aku balik bertanya.
“Minumnya ngga sekalian nih?”
Dan aku pingsan di getok buku KBBI berat 3 kg.
Tapi tetep ganteng.
Kamu tau?
Dari seribu gurat senyuman yang ku lihat di titik terendah pagi.
Cuma lengkung senyummu yang terukir jelas sebelum pulas.
Akupun tiba-tiba laper.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar