Rabu, 18 Desember 2013

Vespa

Suatu pagi di hari minggu, kamu terbangun dengan wajah yang ceria. Bukan karena MU tim sepak bola kesukaanmu yang menang semalam. Iya, yang waktu nobar kamu malah ketiduran. Tapi kamu ceria karena kamu akan menemui seorang perempuan yang katamu mirip dengan Zaskia Mecca campur Mamah Dedeh. Hahaha. Ada-ada saja.

Kamu buka jendela kosanmu, membiarkan udara pagi dan semburat sinar matahari masuk ke kamarmu yang ibarat gudang militer. Ah acak-acakan sekali, pikirmu memang laki-laki wajar seperti itu kosannya. Kamu nyalakan dispenser, untuk siap melakukan ritual pagi seperti biasanya. Menyeduh kopi dan hisapan sebatang rokok sambil pup.

Kamu mandi dengan khusyuk sekali, tak seperti biasanya. Wangi sabunnya terlalu girlly. Ya iya, itu kan sabun GIV yang kamu pinjam dari mbak Mela kamar kosan sebelah. Sabunmu yang biasa habis katanya, ntahlah kamu pakai untuk apa. Untuk saat ini, yang penting wangi, pikirmu.

Kamu sruput tegukan terakhir kopi mu yang sudah menjadi dingin. Kamu dandan rapih sekali pagi itu. Kamu siapkan kemeja yang kamu pinjam dari adekmu kemaren sewaktu pulang. Ah kamu mah emang ga modal, untuk setrikanya juga kamu pinjam. Lagi-lagi ke mbak Mela.

Rambutmu baru dipotong di pangkas rambut asgard. Bukan Asgard tempat tinggalnya Thor sama Loki. Ini asgard = Asli Garud he he he. Minta potongan yang trendy masa kini, pintamu ke Kang Darto, tukang pangkas rambut langgananmu. Kamu olesi rambutmu dengan pomade biar klimis. Voila! "Tampan sekali". katamu, padahal ngga.

Setelah kamu rasa ciamik, kamupun keluar manasin si vespa orange andalanmu. Baru kamu cuci steam di pengkolan depan kosan. "Mudah-mudahan hari ini ga ujan deh" katamu. Sayang duitnya lumayan cuci steam 10 ribu bakal warteg.

Siapa sih perempuan itu, sampai kamu sedetail ini persiapaannnya?
Perempuan itu bernama Ata, nama yang unik menurutmu, begitupun orangnya. Kamu merasa dia cukup mempunyai prospek untuk kamu jadikan pacar. Dipikir MLM, pake di prospek.

Tingginya sebahumu. Manis dan berlesung pipi. Diatas matanya yang sayu, melengkung alisnya yang tebal.
Cocoklah, pikirmu. Tapi kamu harus berhati-hati, kamu harus pastikan apakah kamu berbeda keyakinan dengannya atau ngga. Jika tidak, nanti kamu merasa yakin cocok, taunya dianya ngga yakin hahaha. Ya memang masalah beda keyakinan ini adalah masalah mendasar dalam realita sebuah romansa. Menjadikan seseorang yang kasmaran rela menunggu, rela ga move on, rela di friendzone-in dan rela-rela lainnya. Padahal cinta itu bukan angkot, ga butuh 'ngetem'. Perempuan ada tiga milyar dua puluh satu diluar sana, katamu. Hehehe. Iya deh, setuju.

Sambil ikat tali sepatumu, kamu sapa si Doni yang lagi jemur celana dalemnya depan kosan.

"Wuiihh tumben rapi, men. Mau kemane?" Doni nanya.

"Yaelah biasa, rutinitas orang cakep tiap weekend. Ngapel. Hehehe" Kamu jawab ngeselin.

"Hahaha. Tai."

"Ok, cabut dulu gue yak. Jagain kosan gue."

"Iye, nyet. Ati-ati lu."

Kamu kebut vespa-mu, melewati jalanan yang sedikit becek oleh karena hujan semalam. Semilir angin meniup aroma daun basah memanjakan bulu hidungmu yang semenjak tadi keluar-keluar, ada yang luput untuk kamu rapikan ternyata. Matahari yang cerah tertutup awan. Ada Chris Martin lagi nyanyi-nyanyi lagu 'Charlie Brown' di headset yang nempel di telinga kamu. Ada mba-mba tukang nasi uduk yang cantik, dan tadi kasih senyum ke kamu. Ah, seolah-olah semesta berkonspirasi ingin membuatmu senang hari ini, pikirmu.

Sebentar lagi kamu tiba di halte tempat kamu janjian dengannya untuk bertemu. Didepanmu ada sesosok perempuan berkerudung pink berkacamata sedang berdiri. Mengenakan sweater rajut berwarna pink, serasi dengan krudungnya. Kulitnya yang putih langsat. Bikin jadi kaya susu strawberry. Dia melempar senyum. Kamu pura-pura ga tau. Sambil cuek kamu lewatin dia gitu aja. Dia bengong. Dia ngambil batu. Dia lempar kamu pake batu. Sambil teriak "BANGSAT!"

Eh. Ngga gitu deng.
Berenti tepat disampingnya. Sambil senyum kamu nanya. "Ojeg neng?"
Sambil mesem-mesem dia mukul manja kamu. Cie.

"Ngga ah, abang ojegnya jelek."

"Hahaha. Eh, mmm..sebenernya dari kemaren ada yang pengen aku tanyain ke kamu." muka serius

"Apa?" muka serius juga.

"Itu, aku bingung.. Kacamata kamu."

"Kenapa kacamata aku?"

"Aku bingung, kacamata kamu kok bisa nempel ya. Kamu ganjel pake apa? Kan ga ada idungnya."

"Iya! Aku pesek, jahat ih, maennya fisik. Uda ah. Pulang!"

"Haha, cemen ah pundungan. Yuk cantik, berangkat."

"Mau kemana sih kita?"

"Rahasia. Duduk aja dulu."

"Tumben vespa kamu bersih."