Selasa, 02 September 2014

Pangeran Hujan


Suatu hari di Musim Semi ketika bunga lagi indahnya bermekaran, rumput-rumput nan hijau, dan semilir angin yang lembut membelai kulit. Tibalah seorang pengembara dari Utara disebuah Negeri yang tersohor akan kedigdayaannya dan juga keramahannya. Yaitu Kerajaan Matahari.

Kerajaan Matahari terkenal dengan bangunannya yang megah dan besar. Dan juga perpustakaan dengan buku-buku yang lengkap, dari buku tentang pengobatan, sihir sampai tips 30 cara PDKT yang baik dan benar.

Sang pengembara dibuat kagum dengan arsitektur bangunan yang unik, serta pasar disekitar istana kerajaan yang menjual berbagai jenis barang yang selalu ramai oleh pembeli baik rakyatnya sendiri ataupun dari negeri tetangga.

Pemuda dari Utara ini memang bertujuan untuk menimba ilmu di negeri ini. Bukan, bukan pengen tahu Tips 30 Hari PDKT. Tapi tentang ilmu kenegaraan. Sebenarnya si Pengembara adalah seorang pangeran dari sebuah negeri kecil di daerah Utara bernama Negeri Awan. Bernama Pangeran Hujan. Krisis ekonomi global dan ketidak stabilan keuangan negara menyebabkan negeri itu mengalami masa-masa sulit. Sang Raja yang terbaring sakit menambah pundi-pundi kegalauan. Saat ini sang Paman yang menjabat sebagai Raja sementara.

Atas kondisi tersebut, dengan inisiatif sendiri diiringi doa restu ibunda tercinta, sang Pangeran Hujan pun pergi mengembara demi membantu Negeri nya yang diambang kehancuran.

Di negeri yang asing itu, dia tinggal di perbatasan dekat hutan. Membuat tenda sendiri. Pangeran Hujan dulunya memang anggota Pramuka yang tersohor karena keterampilannya bikin kacu. Jadi dia sudah terbiasa kemping di alam bebas. Selain itu tinggal didekat hutan memudahkan dia untuk berburu hewan yang dimanfaatkan untuk makan ataupun dijual dipasar. Untuk menambah pendapatan kadang ia berjualan bajigur di pasar. Resep turun temurun kerajaan dan bahan-bahan yang bisa dibeli lengkap di pasar membuat bajigur bikinan Pangeran Hujan terkenal dikalangan para pekerja di Pabrik Kecap. Maklum dia berjualan ketika menjelang petang tepat ketika para pekerja pulang melepas lelah.
Begitulah rutinitas hariannya, sebelum matahari terbit dia berburu hewan, paginya dia berjualan, siang dia belajar di perpustakaan negara, malamnya ia jualan bajigur.

Suatu hari di pagi hari yang cerah, ia terbangun oleh suara kaki kuda yang berlari lincah disekitar tendanya. Oia, karena usaha bajigurnya laku, si Pangeran Hujan udah ga berburu lagi untuk berjualan di pasar, paling hanya untuk dirinya sendir menambah lauk pauk. Karena masakan favoritnya adalah Bebek Goreng lengkap dengan sambel lalapan. Eh..emang di hutan ada bebek ya. Ah peduli amat -_-

Suara kaki kuda yang ia dengar beriringan dengan suara "hyaaa" yang nyaring kaya suara Mulan Jameela.
Ia pun keluar dari tendanya untuk mencari tau siapa gerangan tersebut.
Dengan mata yang masih cileuhan. Pangeran Hujan melihat sosok berwujud perempuan sedang menunggangi kuda. Tangannya merenggang kebelakang, menarik busur panah yang siap untuk terbang. Matanya ditutup sebelah, membidik target. Dan rambut hitamnya yang dikuncir terombang abing lucu, mengikuti lompat kuda.

Wussshh..
Anak panah melesat cepat.
Dan..
Cleepp.
Tertancap disebuah pohon.
Di pohon tersebut sudah tertancap sekitar 7 anak panah
Rupanya dia sedang latihan memanah.

Ingin iseng si Pangeran Hujan pun membandring perempuan itu dengan ketapel yang bersenjatakan batu kecil.

Peletak!!
Tepat kena kepala.
Gubrak!
Si perempuan tikusruk jatuh dari kuda.
Aduh cilaka, berniat cuma buat ngagetin malah bikin jatuh anak orang. Pangeran Hujan buru-buru menolong perempuan tersebut, ternyata dia ga apa-apa.
Dan Pangeran Hujan pun langsung mengakui kesalahannya.
Si perempuan yang merasa di zolimi langsung memukul Pangeran Hujan. Tidak disangka-sangka! Ternyata dia adalah pemegang sabuk hitam dan juara karate sekabupaten!
Ya dadaslah si Pangeran Hujan yang cuma jago maen layangan.

Setelah itu mereka bermaaf-maafan dan berkenalan.
"Eh, kayanya aku kenal kamu deh" kata perempuan memulai obrolan.
"Elo anaknya Raja Awan kan?"
Pangeran Hujan kaget.
"Kok tau?? Pasti mau gombal"
-____________-"
"Aku pernah melihatmu diacara perkumpulan kerajaan beberapa taun silam, kau salah seorang Pangeran dari negeri Selatan kan? Sedang apa di sekitaran hutan disini?"
"Jadi.. Kau siapa?" Tanya Pangeran Hujan.
"Aku Putri Senja, dan namamu?"
"Pangeran Hujan"

Dan kemudian mereka berteman dekat. Ternyata putri yang terkenal anggun itu memiliki sisi maskulin. Tidak terlihat di wajahnya yang manis. Hanya saja otot bisepnya memang agak sterek. Hari berlalu, berbagai cerita telah tertuang. Pangeran Hujan merasakan hal lain di hatinya. Seperti..
Ah sudahlah.
Dia tak berani memikirkannya lebih jauh. Bukan apa-apa Putri Senja sudah mempunyai seorang kekasih. Dia adalah Pangeran Venus. Negeri besar lainnya di daerah sebelah Barat. Ia  baik, ramah, kaya, pekerja keras, dan karismatik.
Pangeran Hujan merasa tidak ada harapan. Meskipun seorang pangeran. Pangeran Hujan ini tampangnya biasa-biasa aja. Kucel, brewokan. Dan urakan. Dia pun menyadari bahwa dirinya sudah terjebak dalam lingkaran hitam FRENDZONE. Jeng jeng!

Disuatu sore dia berniat untuk mengungkapkan perasaannya. Karena menurutnya hal paling bodoh adalah jatuh cinta tapi tak diungkapkan.
Di warung kopi Bu Minah yang gorengannya yahut. Merekapun berbicara 4 mata.

"Akhir-akhir ini aku bingung dengan perasaanku sendiri. Dan sepertinya aku menyukai seseorang."
"Oh ya? Terus dia siapa? Aku kenal"
"Kamu. Orang itu kamu. Selalu kamu. Aku sayang sama kamu."

Putri Senja kaget.

"Hah..aku? Kok bisa?"
"Ya ga tau, namanya juga perasaan. Masa aku mau paksain suka sama si teteh tukang gehu di perempatan sana. Ya walaupun dia manis sih."
"Hmm.. Jujur, aku lebih senang berteman denganmu, lagian aku kan sudah memiliki Pangeran Venus."
"Ya, aku tahu, aku juga paham. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang mesti aku ungkapkan. Daripada, aku pendam sendiri, dan bermekar lebih jauh lagi. Aku rasa kamu harus tau."
"Terima kasih atas perasaanmu terhapaku, tapi maaf. Itu. Bukan kamu yang ada dihati aku."
"Ya, aku mengerti."
"Kita masih berteman kan?"
"Hehe, tentu saja. Dasar kau alis tebal."
Merujuk kepada alis Putri Senja yang seperti ulet bulu.
"Dasar."
Mereka pun tertawa. Membiarkan getir itu berlalu dengan sendirinya terbawa arus waktu.

"Besok acara ulang tahunku, mau kah kau datang?"
"Sip. Aku akan potong kumis dan janggutku khusus untuk menghadiri acaramu."
"Ya, kamu kucel sekali. Pantes kamu ga punya pacar."
"Sialan -_- "

Keesokan harinya. Putri Senja menunggu Pangeran Hujan yang tak kunjung datang. Hingga pesta berakhir batang hidungnya tak terlihat. Sang Putri kecewa, karena sahabatnya tidak datang di acara istimewa baginya. Kecewa karena temannya mencintainya.

Tiba-tiba seorang kurir datang membawa bingkisan beserta surat.


Teruntuk
Putri Senja.

Bersamaan dengan surat ini kamu baca. Aku sedang berada dalam perjalan kembali ke Negeri ku nun jauh di Utara sana. Besertaa surat ini pula, aku kirimkan bingkisan berupa bajigur hangat yang aku buat sebelum keberangkatanku. Khusus untukmu. Maaf aku tak terpikirkan hal lain selain bajigur. Aku ingat ketika pertama kali kau meminumnya. Kau meniupnya pelan. Beberapa helai rambutmu menyentuh pipi. Basah. Ya kala itu kita kehujanan ketika tengah latihan memanah bersama. Darisitulah kau mulai menyukai bajigur buatanku.

Putri Senja,
Aku tak pernah menyesal karena mencintaimu. Dulu Seorang dalang di negeriku bilang.
"Bisa saja kau merencanakan untuk menikahi siapa. Tapi kau tidak bisa merencakan untuk mencintai siapa."
Ya, aku tak pernah berencana untuk mencintaimu. Seperti hujan kala itu, cinta tak butuh alasan untuk jatuh, kan?
Tapi aku adalah hujan, dan kelabuku hanya akan menutupmu, sebab kau senja yang indah.

Sebagai teman aku meminta maaf karena membuatmu kecewa. Toh itu semua sudah berlalu. Dan keping hatiku bukan disana. Bukan di kamu.

Kelak ketika perkumpulan raja-raja kembali digelar. Mungkin kita akan mewakili negeri kita masing-masing.
Sampai jumpa lagi di pagi lain waktu.

Salam hangat terbajigur untuk seluruh rakyat negeri matahari.

Selamat Ulang Taun Putri Senja.

Dari temanmu
Yang ganteng mandraguna.

Pangeran Hujan.




Cerpen yang ku buat beberapa tahun lalu demi memperingati hari friendzone sedunia :))))