Rabu, 22 Mei 2013

Taking Back Sunday

Beberapa taun lalu sewaktu gue SMA, untuk pertama kali gue mendengarkan New American Classic dari Taking Back Sunday. Salah satu lagu di album mereka yang kedua When You Want To Be di tahun 2004. Yang ngenalin pertama kali lagu ini adalah sepupu gue. Ketika itu entah sedang galau atau apapun. Dengan raut muka sendu sepupu gue bilang "Lagu ini cocok banget di dengerin pas lagi putus."
Ga lama dia langsung memetik gitarnya dan bernyanyi dengan tatapan kosong kedepan. Gue merhatin bingung.

Awal denger band ini gue sempet ketuker-tuker mana yang judul lagu mana yang nama band. Gue pikir New American Classic itu nama bandnya merujuk kepada band asal Amerika lainnya The All American Reject hahaha. Taunya itu judul lagu. Berhubung lagu ini bernuansa ballad melow melow gitu, Taking Back Sunday justru menurut gue lebih cocok jadi judul lagunya :p

Gue lebih tertarik sama nama band ini. Selain unik, menurut gue keren aja, ada "jiwa" anak kantoran di makna nama itu. Taking Back Sunday yang gue artiin secara kasar "Merebut kembali hari mingguku" :p
Gebleknya gue malah pengen bikin lagu dengan judul itu.
Bercerita tentang seorang anak kantoran yang hari-harinya dilalui dengan kepenatan kantor belum lagi jadwal lembur yang padat, tekanan dari atasan dan deadline yang kian mendekat. Dalam kepulangannya dia berucap lirih "Can i taking back sunday? A day that I can't take". Kelam. Galau. Ingin melepas tapi masih butuh. Butuh duit gaji maksudnya hahahaha. Gue yakin lagu ini bakalan jadi hits para pekerja kantoran yang selalu dikejar-kejar deadline, apalagi yang bosnya galak :p

Oia.. Lagu ini juga yang gue pake buat jadi backsound baca puisi. Akhir-akhir ini gue jadi suka baca puisi, ga tau kenapa, padahal jaman Rangga Rangga-an ala AADC udah lama lewat :p
Ya gimana ya, pas film itu keluar gue masih SD ga ngerti apa-apa :|



Waktu itu gue nyari-nyari lagu yang pas sama isi puisinya yang bertemakan putus cinta, tiba-tiba gue inget sang sepupu dan mulailah buka-buka folder lagu di laptop gue dan ketemulah lagu ini :D
Judul puisi yang gue baca "Semoga Tidak Kamu Lagi" bikinan Bang Jep.
Awal tau puisi ini dari liat-liat soundcloud-nya temen. Pas dengerin. Desss.. Dalem juga. Kalimat terakhirnya maut. Jadinya gue ikutan baca ini puisi. Dan ikut-ikutan juga ngupload di soundcloud :p

Sebenernya gue lagi ga galau-galau amat, malah lagi dibikin gregetan sama seseorang.
Cuman akhir-akhir ini temen banyak yang curhat masalah sama pasangannya. Mengirimkan partikel energi negatif secara ga langsung. Gue malah jadi ikut-ikut galau -_-
Ah lain kali kalau ada yang curhat gue tolak deh hahaha

Kurang lebih lirik lagu New American Classic itu gini:

You've got to get better,
Said, it's all in your head,
We could live through these letters
Or forget it altogether,
See the months they don't matter
Its the days I can't take
When the hours move to minutes
And I'm seconds away,

Just ask the question come untie the knot
Say you won't care,
Say you won't care,
Retrace the steps, as if we forgot,
Say you won't care,
Say you won't care,
You try to avoid it, but there's not a doubt
And there's one thing I can do nothing about

When all that we need is just a reaction,
Its too much to ask for when there's no attraction anymore,
Chasing our dreams is just a distraction
I want to remember what I know
That I can't go back


Jadi yang gue tangkep dari lagu ini itu.
Sepasang kekasih yang hubungannya berada di ujung tanduk.
Salah satu pihak (dalam hal ini si laki-laki mungkin) minta kejelasan akan hubungannya.
Kaya semacam ada pertanyaan yang mengiang ngiang "Haruskah kita mengakhiri hubungan ini?"
Ditengah ketidak berdayaannya dia harus memilih bertahan atau melepas.
"Say you won't care" disitu kaya semacam.
"Coba tatap mata aku, dan bilang kamu udah bener-bener ga peduli lagi sama aku"
Kek adegan-adegan FTV hahaha.

Gitu kali :p

Gue ga pinter menginterpretasikan sebuah lagu, apalagi yang liriknya bahasa Inggris hahaha. Ini lagi iseng aja pengen nulis, karena keadaan di kantor lagi membosankan, gue jadi teringat "Taking Back Sunday"

Balik ke minggu, Peheliss...! :p




Jadi, bidadari mana yang mau gue culik nemenin nonton Fast Furious 6 nih?
#colongan #siapatauadayangnanggepin :p



Senin, 13 Mei 2013

Suramadu Mal

Suramadu Mal dalam judul diatas bukan mal yang ada di Suramadu. Setau gue disekitar situ kaga ada mal, kebanyakan lahan perkebunan dan rumput-rumput liar. Suramadu Mal maksudnya adalah tentang perjalanan gue di Surabaya ke Madura dan juga Malang :D

Minggu-minggu akhir kuliah, ketika skripsi tinggal di finishing dan persiapan sidang. Gue, Wawan dan Ucup. Teman seperjuangan di kampus merencanakan buat ngadain trip sekedar untuk perayaan lulus dan refreshing dari rutinitas kerja.
Kebetulan gue punya temen di Surabaya. Temen waktu kuliah D3 di PNJ dan sekarang lagi ikut program Lintas Jalur S1 di ITS.
Jadi kami memutuskan untuk kesana untuk silaturahmi dan mempecundangi perihal maen PES :D
Sekaligus minta dianter keliling2 daerah sekitar situ.

Ga pikir lama kita langsung beli tiket pp Jakarta-Surabaya untuk bulan Mei. Kereta Ekonomi AC Kertajaya, kurang lebih waktu perjalanan sekitar 14 jam.
Sejujurnya ini pengalaman pertama gue naek kereta paling jauh :D

Setelah ngajak temen-temen sana sini. Terkumpul 4 orang. Gue, wawan, ucup, dan huda. Tapi karena keperluan kantor Huda akhirnya ga bisa ikut. Jadilah hanya kami bertiga yang berangkat.

Kamis siang kami berkumpul dikosan gue. Berhubung jarak kosan masih termasuk deket dari stasiun Pasar Senen, kami naek bajaj dengan biaya Rp. 20.000
Biar ga ribet.

Sistem baru di PT. KA yang mengharuskan penumpang menunjukan tiket yang mesti sesuai dengan KTP gue rasa cukup ok buat ngilangin praktek percaloan. Gue jg ga tau pasti sih. Tapi dengan adanya agen travel apalagi bisa beli online. Harusnya penumpang lebih leluasa beli tiket ga perlu ngantri.
Harga tiket Jkt-Sby = 130.000 (agen)
Harga tiket Sby-Jkt = 120.000 (ngantri biasa)
Yang ngebedain beli tiket biasa sama di agen itu, kalau di agen kita bisa pilih kursi kaya di bioskop2 hehe. Kalau belinya ngantri biasa di loket kursinya dipilihin mba-mba petugas. Gue juga baru tau :p

Kamis siang selepas Solat Dzuhur kami pun bersiap berangkat. Sampai di stasiun kira-kira jam satuan. Kereta dijadwalkan berangkat jam 2. Ya udah deh foto-foto dulu. Kebetulan ngetes Jelly Lens efek fish eye yang baru gue beli :D

salah satu sudut di Stasiun Pasar Senen

Kereta pun tiba. Lalu kami langsung masuk gerbong. Udah desek2an taunya salah gerbong hahaha. Sampai di omelin ibu-ibu cerewet. Taunya si ibu juga salah gerbong. Kualat -_-

Sebelum berangkat gue di wanti-wanti akan kenikmatan kursi 90 derajat. Hahaha. Taunya kursi kelas ekonomi bentuknya bener-bener 90 derajat. Mana kaga empuk lagi.

Berhubung ini perjalanan jauh pertama naek kereta, gue sering merhatiin sekeliling. Ada hal-hal menarik yang gue tangkep. Salah satunya tentang "smoking area".
Berhubung kelas ekonomi semuanya sekarang udah ber-AC jadilah tidak adanya kebebasan buat para perokok. Berhubung gue masih newbie gue perhatiin aja senior2 yg punya tampang "keretasmoker-man". Dan mereka ngumpul disekitar sambungan antar gerbong buat ngisep2 rokok. Semacam tempat ritual khusus buat para perokok. Ya walaupun katanya kadang suka diomelin petugas keamanan kalau kebeneran lagi inspeksi ke tiap gerbong.

Di sekitaran Semarang saat itu hari udah malem. Gue pun beli nasi rames yang dijual ibu-ibu yang sedari tadi keliling menjajakan dagangannya, karena gue tergiur dengan bau-bauan dari bapak tetangga sebelah. Eh taunya emang enak! :D atau efek laper aja kali ya. Tapi sambelnya emang ok sih. Ditutup dengan kopi nescafe sebelum lanjut tidur.

Singkat cerita gue udah sampe di Surabaya. Kamipun dijemput dengan motor menuju kosan di samping ITS di daerah Sukolilo. Waktu menunjukan pukul 4 dini hari. Dijalan kita berenti dulu di depan balai kota Surabaya. Foto-foto dulu dikit buat kenang-kenangan hahaha :D

 
di depan Balai Kota Surabaya

Tiba di kosan, kita malah maen PES :D Setelah beberapa partai, ga terasa matahari udah nongol aja. Habis mandi gue pun langsung bersiap landing dikasur dan tidur.

Disana gue tidur dikamar Vicky. Ucup bareng Ricat. Wawan di kamar Dimas.
Aby dikamar Aby sendiri. Entah Aby ini orangnya unik atau anti-mainstream yang jelas semenjak dia tinggal di Surabaya kamarnya ga pake kipas X)))
Di tengah nikmatnya tidur, gue mesti bangun karena hari itu adalah hari Jumat, kita pun bersiap berangkat jumatan di mesjid sekitar.

Selesai Jumatan, gue diajak nyebrang ke Madura. Kata Vicky disana ada bebek yang ga boleh dilewatin ketika berkunjung kesana. Namanya Bebek Sinjay.
Ngajak beberapa temen yang lain terkumpullah 5 motor. Gue, Piki, Ricat, Ucup, Wawan, Dimas, Aby, Dinar, Angger, dan Patrick.
Sayang sesampainya disana ternyata warungnya tutup. Belum jodoh berarti. Kaya aku sama dia eaaa X))
Jadilah kami makan di warung bebek yang lain. Gue pesen Bebek Kukus yang ada tulisan "Best Seller"-nya.

Dalam perjalanan pulang, karena semotor, gue dan piki ngebahas destinasi apa aja yang bakal kita kunjungin selama gue disana. Dan kita mutusin malem nanti kita naek ke Bromo. Kalau berangkat tengah malem dari Surabaya diperkirakan sampai di Bromo jam 4an. Pas buat liat Sun Rise.
Berhubung kita punya kendala di jumlah motor (beberapa motor ga bisa di pake kesana). Jadi kita nyari-nyari tempat rental motor.
Ada sih tempat penyewaan motor di dekat kosan, cuman mereka ga sewain buat keluar kota. Mungkin karena resikonya tinggi. Cari-cari di twitter. Dan akhirnya kita pun nyerah dan mutusin buat berangkat besok pagi. Gue harus merelakan ga liat sun rise di Bromo (lagi). Walaupun 3 taunan lalu gue udah kesana. Tapi gue ga dapet sun rise nya, ketika itu cuacanya lagi berkabut. Sayang banget :'|
Jadilah malem itu kita wisata malem di Surabaya. Menurut lu, mana lagi tempat wisata malem di Surabaya yang ok, selain "itu"? :p
(simpulkan sendiri)

Besoknya. Gue ajak Fendi. Junior semasa di PNJ yang juga ikut Lintas Jalur di ITS. Katanya selama ga ke Bromo, dia siap. Ok deh berangkat :D

Perjalan Surabaya - Malang memakan waktu sekitar 3 jam. Kami rombongan 4 motor. Gue sama Piki. Wawan-Dimas. Ucup-Aby. Fendi-Ricat. Karena Piki udah lumayan sering ke Malang jadi gue sama Piki paling depan. Setelah persiapan isi bensin dan isi angin selesai. Kita memulai perjalanan. Bismillah.

Piki ini orangnya rada bawel. Dijalan cerita mulu. Tapi lumayanlah jadi berasa punya Tour Guide pribadi :p

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, kita sampai di Porong, Siduarjo. Di sebelah kiri gue terbentang tanggul lumpur lapindo. Kawasannya gersang. Dan tercium bau-bau lumpur. Agak sedikit miris sih. Melihat warga setempat malah ngejadiin lumpur lapindo sebagai tempat wisata, dengan biaya masuk Rp. 5000
Ya gimana lagi, mungkin itu lebih baik dibanding nunggu ketidak jelasan status ganti rugi dari pihak terkait yang dengan "pede"-nya mau nyalonin jadi Presiden.
Pathetic.

Si Piki cerita kalau daerah Porong itu tempat macet. Dikarenakan jalur jalan yang bentuknya kaya "botol". Menyempit di depan. Selain itu jalanan ini juga di dominasi sama truk-truk besar.

Sehari sebelumnya. Dalam perjalanan menuju Madura. Kita secara tragis ngeliat orang kelindes truk. Gue ngeliat jelas banget.
Yang gue liat mas-mas yang kelindes itu adalah tukang skotlet motor. Saat itu dia lagi ngelayanin salah satu pelanggannya. Ga tau ngantuk, mabok atau gimana. Tiba-tiba truk yang ada di depan gue banting stir ke kiri. Dan ngelindes bagian paha mas-mas tadi. Gue berenti disamping percis korban. Dipanggil-panggil sama kawannya. Ga gerak. Boro-boro nolongin, badan merinding. Untungnya ada avanza berenti dan mba-mba turun menawarkan pertolongan untuk dibawa ke rumah sakit. Setelah sadar dari bengong gue nyuruh Piki yang saat itu boncengin gue untuk buru-buru jalan. Kita pun termenung.
Setelah kejadian itu selama perjalanan ke Malang kitapun jiper kalau saingan jalan sama truk. Mending ngalah deh, daripada kenapa-kenapa :)

Udara sejuk sudah mulai berasa di kulit menandakan sedikit lagi kita sampai di Malang. Setelah hampir 3 jam perjalanan kita berenti di pom deket perbatasan kota Malang. Untuk istirahat, solat, dan isi bensin.
Dari beberapa cerita teman dan hasil browsing di internet. Ada beberapa tempat yang ga boleh di lewatin ketika berkunjung ke Malang. Salah duanya Es Krim OEN dan juga BNS (Batu Night Spectacular) di Kota Wisata Batu.

Mbah google emang teman paling ok buat traveler dari si mbah kita tau kalau Es Krim OEN bertempat di samping McD dekat alun-alun kota Malang.
Zaman sekarang GPS bisa dengan mudah kita akses melalui smartphone. Asal ada sinyal, tinggal ketik nama tempat yang di tuju. Dan beres! Keterlaluan aja kalau udah liat GPS dan nyasar mah :p
Sampai di alun-alun Malang kita mutusin buat berenti. Makan bakso sama Es kelapa. Sayangnya ga sementereng nama besar Malang yang terkenal dengan kenikmatan baksonya. Yang ini "cuma" khas kaki lima.

 
Alun-alun Malang

BNS itu bukanya cuma malam hari. Jadi untuk ngisi jeda di sore. Aby ngusulin mampir ke Curug Cobanrondo.
Gue ga ngerti kita kena kutukan apa. Tapi rasa-rasanya dari zaman kuliah dulu hobi banget wisata curug. Ada sekitar 5 curug yang pernah kita datengin, sama ini jadi 6 -_-

Berhubung Aby sendiri ga tau jalan kesana.
Gue nyuruh Fendi buat ngehubungin Erik.
Erik ini junior gue juga di PNJ, temennya Fendi. Kebetulan dia juga lagi kuliah Lintas Jalur S1 di Universitas Brawijaya Malang. Kita minta tolong dia buat nemenin keliling Malang :)
Selepas kerja kelompoknya selesai. Erik pun nyusulin kita di alun-alun. Dan kita langsung menuju Es Krim OEN.

Dari luar tempatnya kaya yang sepi. Pas masuk ke dalem, taunya penuh. Jadilah kita nongkrong diluar.
Yang unik dari tempat ini, bangunannya masih pertahanin bentuk lama. Didirikan taun 1930 tempat ini kental dengan nuansa Belanda. Di dalem juga gue liat beberapa bule sekeluarga, dan beberapa bapak-bapak keturunan China dengan gaya classy khas orang tajir.

 Foto bangunan OEN yang dipajang disalah satu sudut Toko

Gue mesen "Banana Split" dengan harga Rp. 35000 (belum ppn). Yang katanya menurut beberapa forum traveler rasanya ciamik. Sebenernya es krim disini terbilang mahal, jika dibanding es krim prodakan macem Walls. Ya ngga heran sih. Selain katanya mereka membuat es krim dari susu murni asli. Menurut salah satu buku management yang gue baca. Nilai "sejarah" juga bisa naekin value sebuah produk.
Atau mungkin harga mereka melonjak naik setelah Pak Bondan berkunjung kesana dan dengan khasnya bilang "Maknyoss" disebuah acara di televisi X)))
Ada yang kurang dari tempat itu, pelayanannya. Ya setidaknya belajar senyum kek ke konsumen.

Banana Split dan OEN special

Setelah kenyang makan es krim. Kita pun bersiap menuju Curug Cobanrondo. Curugnya ada di daerah Batu ke arah Kediri. Jadi tempatnya lumayan jauh kalau ditempuh dari kota Malang kurang lebih sejam. Perjalanan kesana diwarnai hujan-hujan kecil yang membuat kami sempat berhenti beberapa kali untuk neduh.

Sampai di lokasi, suasananya sejuk, kaya di puncak bogor. Adem. Beda aja sama Surabaya. Walaupun sama-sama panas kaya di Jakarta, ga tau kenapa Surabaya itu hawa panasnya aneh, bikin kringetan mulu sama muka berminyak. Kebayang tinggal disana lama jerawat gue nambah berapa -_-
Di curug tadinya mau maen aer. Sama nyobain body rafting. Tapi entah kenapa tempat buat body rafting nya tutup. Lagian dingin sih. Males juga -_-

 
 Curug Cobanrondo

Curug Cobanrondo

 
Legenda Cobanrondo yang dipajang di dekat pintu masuk

Waktu udah semakin sore setelah ngambil beberapa foto kita langsung menuju tempat selanjutnya. BNS :)

Jarak dari Curug Cobanrondo ke BNS cukup deket. Karena BNS bukanya malem kita mutusin ke alun-alun Batu untuk makan sama solat maghrib disana. Sebagaimana kota-kota lain, setiap alun-alun pasti deket mesjid :D
Uniknya alun-alun Batu itu ada kincir-kincir khas pasar malem. Sama beberapa bangunan seperti lampion berbentuk labu berukuran besar warna hijau nyala lampu.

Hari udah gelap. Kami melanjutkan perjalanan ke BNS. Sesuai informasi yang gue dapet. BNS itu sejenis pasar malem versi kerenan. Tempatnya ga terlalu besar. Ada wahana-wahananya, ya percis pasar malem deh. Biaya masuknya Rp. 20000 per orang belum termasuk naek wahana. Itu bayar lagi.




Setelah keliling-keliling, gue menyadari kalau BNS itu lebih cocok buat dateng bareng pacar X)))

Menurut temen gue yang udah pernah kesana, khas nya BNS itu di wisata lampion (bayar lagi). Katanya tempatnya romantis. Tapi gue ga kesana. Selain karena infonya telat gue dapet. Ya masa ditempat romantis mau "pedang-pedangan" X)))

Batu Night Spectacular

Sebelum malem kian larut, kita memutuskan untuk pulang. Waktu menujukan pukul 9 malam. Dengan estimasi waktu sampai di Surabaya sekitar jam 12 malem.
Erik nganterin kita, sampai dipertigaan besar. Yang katanya kalau ke Surabaya tinggal lurus terus :))

Setelah istirahat Isya, dijalan kita terjebak hujan. Beruntung ada alfamart. Jadi kita berhenti dulu. Ngopi dan ngekratindeng biar dijalan ga ngantuk.

Hujan reda. Kita berangkat. Hujan lagi. Neduh. Reda. Berangkat. Hujan lagi. Gitu-gitu aja terus.
Sudah tengah malam. Kita masih belum jauh dari Malang.
Motor melaju dengan kecepatan standar. Tiba-tiba hujan deres. Praktis kita buru cari tempat neduh. Nemu semancam gubuk buat numpuk-numpuk genteng kita pun meneju tempat itu.
Tempatnya gelap banget. Wawan dan Ricat yang tiba lebih dulu. Sempet ngasi tau, bahwa disitu ada lubang yang cukup gede. Ucup terlihat buru-buru merangsek pengen neduh. Seakan mengetahui jalur laju ucup menuju lubang. Gue pun teriak.
"Awas cup, lubang!"
Lalu seperti Houdini yang menyihir mata penikmat sulap-sulapnya. Ucup tiba-tiba ilang!
Anjritt, ucup nyemplung ke ke got!
Gue dan temen-temen panik. Gue ga nyangka got nya sedalem itu. Mungkin hampir 2 m! Dan lebih ga nyangka lagi ucup langsung meluncur ke dalem kaya peserta-peserta Benteng Takeshi yang salah pilih lubang. Padahal lubangnya mungkin cuma 60x60 cm, dan ucup bawa kardus isi oleh-oleh!

"Cup, cup, kaga apa-apa lu?!" Teriak gue panik.
"Kaga, gue kaga apa-apa." Jawab Ucup santai, tapi terlihat kekagetan dinada suaranya.

Buru-buru deh nyalain hape senter biar terang. Sendal ucup ilang, mungkin hanyut karena gotnya cukup deres soalnya hujan.
Setelah nyerah nyari sendal di bawah Ucup pun di angkat ke atas.

Walaupun miris, tapi kalau di inget-inget ini absurd banget X))
Ucup jatoh kelubang kaya orang yang tiba-tiba ditarik di film-film zombie.
Wushh!
Dan ilang.

Gue tau banget si Piki sama Wawan ketawa di pojokan nahan ketawa. Si Ricat juga. Emang kampret semuanya, gue juga ikutan ngakak X))
Ada aja hiburan tengah malem dengan sendal ucup yang jadi korbannya.

Setelah tragedi tersebut kita melanjutkan perjalanan pulang. Menerobos hujan. Dan tiba dengan selamat di kosan pada pukul 3 dini hari :)
Tiwassss..

Esoknya gue kembali ke Jakarta. Dengan Kertajaya jadwal keberangkatan jam 3 sore.

Begitulah :))



Spontanitas bikin traveling kali ini sedikit berantakan. Namun spontanitas juga bikin kita belajar untuk memutuskan sesuatu secara cepat dan belajar untuk tidak menyesali setiap keputusan.
Dan percayalah dalam setiap kesulitan pasti ada suatu hal yang bisa bikin kita cengar-cengir meski hal itu tak terlihat layaknya "lubang di kala hujan di kegelapan malam" xixixixi :p



for bonus:


:ngakak



Rabu, 08 Mei 2013

You and Me, Just Shiver.

Akhir-akhir ini hati lagi melow. Padahal ga lagi kasmaran, semacamnya atau apapun. Sedang dalam posisi selangkah untuk move on hehehe.
Udah seminggu ini kerjaan lagi longgar. Dikantor jadi twitteran mulu sambil browsing iseng-iseng baca artikel sama blog orang. Kebetulan gue lagi seneng banget dengerin lagu-lagu Coldplay salah satunya "Shiver",  single Coldplay di album Parachutes.
Yang belum denger, gue cantumin link download-nya deh :D
http://files.indowebster.com/download/files/Coldplay_Shiver
 
Lagu yang seperti mesin waktu, yang mampu melempar gue ke hari itu.

So, I look in your direction 
But you pay me no attention, do you?  
I know you don't listen to me  
'Cos you say you see straight through me, don't you?
 

And on and on  
From the moment I wake,
to the moment I sleep  
I'll be there by your side, 
just you try and stop me  
I'll be waiting in line, 
just to see if you care
 

Oh! Did you want me to change?  
Well I changed for good 
I want you to know that you'll always get your way  
I wanted to say
Don't you shiver, shiver  


Sing it loud and clear 
I'll always be waiting for you

Gue bukan orang yang mendalami sejarah sebuah band ataupun sejarah dibalik penciptaan sebuah lagu. Tapi kala itu entah kenapa gue ngerasa lagu Shiver ini ngasi kesan yang emosional. Perasaan meledak-ledak dari Chris yang nyiptain lagu ini tuh kaya yang nyampe. Berasa banget dari lirik sama aransemennya. Dengerin Shiver sambil nutup mata seakan ngebuat gue pengen loncat-loncat sambil gaya pegang gitar terus muter-muter di tempat. Ga lupa kepala di angguk anggukin ngikutin ketukan drum.
Dari situlah gue penasaran sama lagu ini. Dan kemudian gue pun browsing dan kepoin mbah google.
Gue menemukan hal yang lucu. Ga lucu juga sih malah kesannya kok "nampar" gue gitu. Hehehe.
Beberapa media dan juga fans Coldplay meyakini bahwa lagu Shiver itu dibuat untuk seseorang yang Chris suka pada saat itu. Tentu saja sebelum Chris ketemu Gwyneth. Perempuan itu adalah Natalie Imbruglia.
Seorang penyanyi dan aktris asal Australia. Ah jangan kan Chris Martin gue juga suka :p
Salah satu daya tarik film Johnny English, ya karena Natalie maen jadi pemeran utama ceweknya. Hehehe.


Saat itu Chris muda jatuh cinta dengan Natalie. Singkat cerita Natalie ga punya perasaan yang sama dengan apa yang di rasain Chris. Bahasa puitisnya "bertepuk sebelah tangan". Perhatiin deh liriknya.
 
So you know how much I need you  

But you never even see me, do you? 
And is this my final chance of getting you
 

Sing it on and on  
From the moment I wake,
to the moment I sleep 
I'll be there by your side, 
just you try and stop me  
I'll be waiting in line, 
just to see if you care, if you care
 

Oh! Did you want me to change?  
Well I changed for good  
And I want you to know that you'll always get your way 
I wanted to say, to say, to say
Don't you shiver, shiver  


Sing it loud and clear  
I'll always be waiting for you 
So, I'll always be waiting for you  
Yeah, I'll always be waiting for you  
Yeah I'll always be waiting

And it's you I see but you don't see me 
And it's you I hear so loud and so clear 
Sing it loud and clear 
I'll always be waiting for you
 
So I look in your direction  

But you pay me no attention  
And you know how much I need you  
But you never even see me


Dari apa yang ditulis Chris sih gue nyimpulinnya semacem kaya, 
Kita udah ngasi perhatian tapi dianya ga sadar, 
ada "sosok" lain yang ia liat yang nutupin segala perhatian yang kita kasih. 
Kita cuma bisa nunggu, nunggu dia sadar kalau kita itu "ada".

Ini lagu patah hati yang gentle menurut gue.
Seseorang yang tulus mencintai, tapi bertepuk sebelah tangan.
Patah hati. Tapi ia berusaha tidak menyalahkan, tidak memojokan.

Seorang teman pernah menulis PM. Kira-kira gini.
"The hardest love to forget is the one that never happened"
Hehehe..
Mungkin ada benernya juga.
Toh sekarang Chris udah bahagia bersama Gwyneth.
Yang katanya Gwyneth adalah seseorang yang menginspirasi Chris dalam membuat salah satu masterpiece Coldplay lainnya.
Fix You.

"Terima kasih atas segala senyum, cerita, ataupun keluhan berat badanmu. Pada akhirnya, meski itu bukan aku. Semoga kelak akan ada kamu yang lain. Aamiin." :)



 



Semoga Tidak Kamu Lagi




Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia.
Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu.
Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar.
Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk, supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan, sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit.
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu, ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi tubuhku dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku. 
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku, itu karena aku mampu terima kamu apa adanya. 
Aku meminta ampun kepada Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi. 
Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin. 
Aku harus menjadi paku, sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya. 
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.

Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas.

(Karya: Zarry Hendrik)

"Semoga Tidak Kamu Lagi" soundcloud by me