Rutinitas harian dikantor sudah membuat tingkat ke-bete-an pada posisi optimum. Ini tanda-tanda butuh liburan. Akhirnya gue calling temen-temen semasa kuliah dulu, ngajak reunian sambil traveling. Sepertinya seru :3
Setelah makhluk yg butuh liburan terkumpul. Kami memutuskan untuk
liburan ke Sawarna. Maklum domisili kami di Jakarta, dan Sawarna
tempatnya cukup terjangkau karena masih termasuk wilayah Provinsi
Banten. Tepatnya di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.
Biar ga ribet, gue mengusulkan untuk naek mobil pribadi. Tentu saja bukan mobil gue, gue ga punya mobil soalnya hehehe (bijak).
Akhirnya Ucup dan Bepe bersedia untuk menghibahkan mobilnya untuk kita
bawa ke Sawarna, berhubung kita serombongan ada sekitar 14 org jadi
perlu 2 mobil. Dan kami memutuskan untuk berangkat pada tgl 30 Juni
2012.
Dimalam sebelum keberangkatan, dikarenakan suatu hal mobil Bepe ga bisa
kami pinjem :( Alhasil kami berembug dan beberapa mengundurkan diri.
Jadilah kami berangkat ber-8 menggunakan mobil Ucup.
Sekitar setengah 6 pagi kami berangkat, jalanan saat itu ramai lancar.
Kami berenti disebuah pom bensin di daerah Cikret, mengisi full bahan
bakar untuk mobil dan tentu saja mengisi perut dengan semangkok bubur
dan teh hangat. Nyam nyam.
Perjalanan kami lanjutkan kembali.
Memasuki daerah Sukabumi, sang sopir Ucup kebelet. Dan kami memutuskan
berenti kembali di Pom Bensin yg sebelahnya ada tukang es kelapa.
Lumayan untuk sekedar melepas dahaga karena siang itu lumayan panas.
Di daerah Pelabuhan Ratu, kami sampai disebuah pertigaan. Setelah
berdebat, kami memutuskan untuk ambil kanan. Tapi gue ragu, dan
memutuskan untuk nanya seseorang. Bertanyalah Piki yg saat itu bertugas
jadi co-pilot. Ternyata bener kita salah, dan kitapun balik kanan jalan
heuheuheu. Putar Arah.
Daerah pantai selatan terkenal dengan perpaduan tebing-tebingnya yg
tinggi dan ombaknya yg besar. Begitupun di Pelabuhan ratu. Kami
memutuskan bwt istirahat sejenak meminum kopi dan pop mie bwt ganjel
perut. Dari warung tempat kami istirahat bisa terlihat birunya laut
siang itu. Ya ibaratnya kita lg di warung2 pinggir di Puncak, tapi
pemandangannya tebing2 sama laut, beeuuhh.
Setelah ngupi2 lucu, kamipun melanjutkan perjalanan. Disepanjang
perjalanan disuguhi kelokan2 jalan dan beberapa pemandangan sawah.
Setelah menempuh krg lebih 2 jam tibalah kami di Desa Sawarna :)
Banten masih wilayah gugusan Sunda, karena gue yg paling faseh berbahasa
Sunda, maka guelah yg memulai pembicaraan dgn penduduk sekitar.
Setelah bertanya kepada abang2 tkg parkir, ternyata hampir semua
Homestay penuh. Katanya kami dateng barengan sama semacam club fotografi
anak SMA. Ada sekitar 300 org lebih.
Kesalahan kita yg ga booking penginapan dulu, lebih seru dadakan katanya
siapa tau lebih murah, merujuk pengalaman kami ke Ujung Genteng
heuheuheu.
Dan taunya perhitungan kami salah, penginapan yg kami sewa terbilang
mahal. 110rb per orang (include makan 3x). Penginapan baru, yg gue liat
sih. Ada ditengah2 sawah dan ga jauh dari pantai. Cukup nyaman, buat
kami yang kelelahan setelah hampir 8 jam perjalanan.
Setelah cukup istirahat, makan dan solat. Kami bersiap2 menuju pantai.
Mengincar sunset tentu saja heuheuheu. Seperti biasa gue bersiap dengan
stelan baju pantai bolong andalan gue.
Dari hasil googling gue sebelum perjalanan, gue baru tau bahwa di
Sawarna itu ada 3 pantai yg menjadi primadona disana. Pertama yg paling
dekat dgn penginapan kami yaitu pantai.. Apa ya gue lupa, sebut saja
Pantai Sawarna. Dan yg agak jauh Pantai Tanjung Layar, soalnya disitu
ada karang yg bentuknya kaya layar perahu. Dan yg paling jauh Lagoon
Pari.
Berjalan diatas pasir menuju pantai Sawarna, sedikit foto2. Karena hari
mulai sore kami memutuskan untuk mengunjungi Pantai Tanjung Layar dengan
berjalan kaki menyusuri bibir pantai. (Mandi-mandinya ditunda dulu
heuheuheu)
Sesampainya disana ternyata penuh dengan rombongan anak fotografi. Males
sih, tapi mau gimana lagi, kita dateng pas weekend dan pertengahan
tahun dimana anak sekolah dan yang kuliah mungkin lagi libur semester.
Kegiatan disana tentu saja foto-foto lagi hahaha. Yang membuat unik
selain Karang yang berbentuk layar, pantai ini juga ombaknya kecil,
dikarenakan karang karang besar menahan ombak tinggi yang datang.
Setelah puas foto2 dan ngecengin anak ABG, menjelang magrib akhirnya
kami memutuskan balik lagi ke Pantai Sawarna untuk menjalankan misi
maen2 aer heuheuheu. Di Pantai Tanjung Layar ga bisa renang2 maen aer,
soalnya penuh sama karang. Cukup puas dengan maen aernya kamipun kembali
ke penginapan.
Makan malam hari itu cukup nikmat, mungkin karena tingkat kelaparan
perut berbanding lurus dengan tingkat kecapekan. Maklum perjalanan jauh.
Makannya tergolong standar untuk daerah pantai. Ikan dengan tambahan
sayur serta kenikmatan sambel kecap.
Selesai makan kegiatan dilanjut dengan maen kartu, adapula yang maen
gitar. Ga sampai larut malam, soalnya kami berencana jalan subuh untuk
ngejar sun rise di Lagoon Pari. Sekitar jam 12an gue udah tidur.
Keesokan subuhnya alarm gue bunyi, gue bangun, solat subuh lalu bangunin
temen2 yg lain. Kami bersiap, dikarena hari masih gelap kami pun
membawa senter sebagai alat penerangan. Tadinya mau pinjem petromak yg
punya home stay, biar petualangannya lebih dramatis heuheuheu.
Berjalan menyusuri bibir pantai lumayan nyeremin. Ombak lagi pasang,
jadi suaranya gede dan kerasa deket ditambah jalanan yang gelap. Mana
senternya pake keabisan batre lagi -_____-"
Untung ada hape jadul yg dibawa temen gue ada senternya jadi masih cukup
tertolong. (Semoga yg mendesign hape dengan feature senter masuk surga.
Aamiin.)
Ga ada satupun dari kami yang pernah ke Lagoon Pari, cuma sebatas tau
dari gambaran dari google map. Alhasil saat itu jalanan mentok ditebing
karang yg pada dasarnya di google map mah ga keliatan heuheuheu.
Diseberang tebing, ada pantai kecil. Dari pada muter balik kami
memutuskan buat nyebrang kesana menyusuri pinggiran tebing. Agak horror
sih. Gimana ngga kalau elu ngadep kelaut, itu langsung terhampar Samudra
Hindia heuheuheu. Ya walaupun ombak uda mulai kecil, parno aja kalau
tiba2 ada ombak pasang gede, terus narik kami semua kelaut.
Sebelum nyebrang kami berdoa dulu. "Bismilah!". Dengan senter hape
seadanya kamipun menyebrang dan Alhamdulillah nyampe sebrang dgn
selamat.
Dipantai itu gue menemukan kejanggalan,
Gue curiga kalau itu bukan Lagoon Pari, menurut info sih, dari Lagoon
Pari lu bisa liat sun rise, sedangkan pantai yg kami capai sun rise nya
kehalang tebing karang.
Kamipun memutuskan mencari jalan setapak, dan mulai masuk hutan.
Menyusuri jalan setapak didalem hutan kami sampai disuatu bukit, dari
atas situ kita bisa liat sun rise dan dibawah bukit ada pantai.
Munkinkah itu tempat yg kami tuju? Hahaha ga tau pasti.
Kami menemukan jalan setapak untuk kebawah, tapi cukup curam. Karena
kami manganut prinsip savety first maka kamipun mencari jalan lain,
puter baliknya agak jauh sih masuk hutan lagi turun bukit.
Setelah berjalan cukup lama, sampailah kami di pantai tersebut. Tapi gue
sih masih ragu kalau itu Lagoon Pari hahahaha. Kayanya kita nyasar. Gpp
lah yang penting masi bisa liat sun rise.
Puas ngambil2 foto kamipun memutuskan pulang ke penginapan. Tapi
baliknya ga pake rute tadi hehe, nanggung nyasar, kita nyari rute lain
lewat pematang sawah yg berundak undak khas perbukitan. Untuk sawahnya
kering saat itu masih musim kemarau, coba musim ujan, kebayang ribetnya.
Ledok bro -_-
Setelah jalan cukup lama, sampailah kami disuatu bukit. Dari atas sini
kami disuguhi pemandangan Pantai Sawarna yg memanjang dibatasi karang2
tinggi diujung kanan dan kirinya. Mantep deh. Dari situ juga gue liat
anak2 fotografi kemaren, yang keheranan lewat jalan mana menuju bukit.
Gue juga ke sasar bro sebenernya hahaha.
Perjalanan kali ini ngasi gue pelajaran. Bahwa persiapan itu penting.
Dan menganalisa jumlah pengunjung tempat yg kita tuju juga perlu biar ga
ribet masalah penginapan.
Sesuatu yang terlalu direncanakan juga kaku. Dan nyasar yg menjadi bakat
gue dari dulu itu bukan sesuatu yg gue rencanakan. Tapi kalau traveling
ga ada nyasar2nya dikit mah kurang seru.
Kerry Lorimer dari Lonely Planet pun bilang gini.
"Getting lost is the best thing to do when you're traveling."
Hehehe mungkin doi ada benernya juga.
Dan sekali lagi gue jatuh cinta sama dunia traveling. Terutama pantai.
Gue setuju sama Kugy di Perahu Kertas. Suara ombak itu emang suara
paling merdu. Mungkin karena gue Pisces, simbolnya kan 2 ikan hehehe.
Masih banyak tempat yg pengen gue datengin. Target gue itu ngelilingin
pantai sepulau Jawa. Ga bisa sampe semua sih, yg jelas taun 2013 nanti
ada 3 tempat lagi di P. Jawa yg mesti gue datengin. P. Peucang di Ujung
Kulon, Karimun Jawa, dan P. Sempu di selatan Malang. Semoga terlaksana
hehehe. Aamiin.
"Hidup itu traveling, dari suatu tempat ke tempat lain. Dari satu hati
ke hati yang lain. Dan kelak hanya ada satu tempat yang nyaman untuk
kembali pulang. Rumah. Kamu." @firdanzein
Makasi ya udah baca hehehe..
lagi googling ttg sawarna lalu muncul blog anda.
BalasHapusseru ya sepertinya sawarna, saya sm temen2 mau kesana juga, tapi disuruh jadi seksi acara, serunya ngapain ya disana?
Maaf baru balas,akhir2 ini saya sibuk skripsi. Baru buka blog lagi :)
HapusDi Sawarna ada 3 pantai yg bisa mba kunjungi.
Pertama mungkin mba bisa mengunjungi pantai yg paling dekat dengan penginapan. Disana pantainya halus. Mba bisa bikin acara futsal pantai atau voli. Disini juga cocok untuk maen2 aer. Cuman karena ombak Selatan yg besar2 disarankan untuk tidak terlalu ke tengah.
Yang kedua di Pantai Tanjung Layar disana cocok untuk foto, banyak karang2 dan spot2 bagus untuk mengincar sunset.
Paginya mungkin mba dan kawan2 bisa jalan2 ringan, karena di sepanjang pantai sawarna banyak sawah dan bukit2 khas daerah selatan jawa. Seru2an sambil olahraga ringan.
Itu saja mungkin dari saya, semoga bermanfaat :)