Jumat, 28 Desember 2012

Trip to Sawarna

Rutinitas harian dikantor sudah membuat tingkat ke-bete-an pada posisi optimum. Ini tanda-tanda butuh liburan. Akhirnya gue calling temen-temen semasa kuliah dulu, ngajak reunian sambil traveling. Sepertinya seru :3

Setelah makhluk yg butuh liburan terkumpul. Kami memutuskan untuk liburan ke Sawarna. Maklum domisili kami di Jakarta, dan Sawarna tempatnya cukup terjangkau karena masih termasuk wilayah Provinsi Banten. Tepatnya di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.

Biar ga ribet, gue mengusulkan untuk naek mobil pribadi. Tentu saja bukan mobil gue, gue ga punya mobil soalnya hehehe (bijak).
Akhirnya Ucup dan Bepe bersedia untuk menghibahkan mobilnya untuk kita bawa ke Sawarna, berhubung kita serombongan ada sekitar 14 org jadi perlu 2 mobil. Dan kami memutuskan untuk berangkat pada tgl 30 Juni 2012.

Dimalam sebelum keberangkatan, dikarenakan suatu hal mobil Bepe ga bisa kami pinjem :( Alhasil kami berembug dan beberapa mengundurkan diri. Jadilah kami berangkat ber-8 menggunakan mobil Ucup.

Sekitar setengah 6 pagi kami berangkat, jalanan saat itu ramai lancar. Kami berenti disebuah pom bensin di daerah Cikret, mengisi full bahan bakar untuk mobil dan tentu saja mengisi perut dengan semangkok bubur dan teh hangat. Nyam nyam.
Perjalanan kami lanjutkan kembali.

Memasuki daerah Sukabumi, sang sopir Ucup kebelet. Dan kami memutuskan berenti kembali di Pom Bensin yg sebelahnya ada tukang es kelapa. Lumayan untuk sekedar melepas dahaga karena siang itu lumayan panas.

Di daerah Pelabuhan Ratu, kami sampai disebuah pertigaan. Setelah berdebat, kami memutuskan untuk ambil kanan. Tapi gue ragu, dan memutuskan untuk nanya seseorang. Bertanyalah Piki yg saat itu bertugas jadi co-pilot. Ternyata bener kita salah, dan kitapun balik kanan jalan heuheuheu. Putar Arah.

Daerah pantai selatan terkenal dengan perpaduan tebing-tebingnya yg tinggi dan ombaknya yg besar. Begitupun di Pelabuhan ratu. Kami memutuskan bwt istirahat sejenak meminum kopi dan pop mie bwt ganjel perut. Dari warung tempat kami istirahat bisa terlihat birunya laut siang itu. Ya ibaratnya kita lg di warung2 pinggir di Puncak, tapi pemandangannya tebing2 sama laut, beeuuhh.

Setelah ngupi2 lucu, kamipun melanjutkan perjalanan. Disepanjang perjalanan disuguhi kelokan2 jalan dan beberapa pemandangan sawah. Setelah menempuh krg lebih 2 jam tibalah kami di Desa Sawarna :)

Banten masih wilayah gugusan Sunda, karena gue yg paling faseh berbahasa Sunda, maka guelah yg memulai pembicaraan dgn penduduk sekitar.
Setelah bertanya kepada abang2 tkg parkir, ternyata hampir semua Homestay penuh. Katanya kami dateng barengan sama semacam club fotografi anak SMA. Ada sekitar 300 org lebih.

Kesalahan kita yg ga booking penginapan dulu, lebih seru dadakan katanya siapa tau lebih murah, merujuk pengalaman kami ke Ujung Genteng heuheuheu.

Dan taunya perhitungan kami salah, penginapan yg kami sewa terbilang mahal. 110rb per orang (include makan 3x). Penginapan baru, yg gue liat sih. Ada ditengah2 sawah dan ga jauh dari pantai. Cukup nyaman, buat kami yang kelelahan setelah hampir 8 jam perjalanan.

Setelah cukup istirahat, makan dan solat. Kami bersiap2 menuju pantai. Mengincar sunset tentu saja heuheuheu. Seperti biasa gue bersiap dengan stelan baju pantai bolong andalan gue.

Dari hasil googling gue sebelum perjalanan, gue baru tau bahwa di Sawarna itu ada 3 pantai yg menjadi primadona disana. Pertama yg paling dekat dgn penginapan kami yaitu pantai.. Apa ya gue lupa, sebut saja Pantai Sawarna. Dan yg agak jauh Pantai Tanjung Layar, soalnya disitu ada karang yg bentuknya kaya layar perahu. Dan yg paling jauh Lagoon Pari.

Berjalan diatas pasir menuju pantai Sawarna, sedikit foto2. Karena hari mulai sore kami memutuskan untuk mengunjungi Pantai Tanjung Layar dengan berjalan kaki menyusuri bibir pantai. (Mandi-mandinya ditunda dulu heuheuheu)

Sesampainya disana ternyata penuh dengan rombongan anak fotografi. Males sih, tapi mau gimana lagi, kita dateng pas weekend dan pertengahan tahun dimana anak sekolah dan yang kuliah mungkin lagi libur semester.

Kegiatan disana tentu saja foto-foto lagi hahaha. Yang membuat unik selain Karang yang berbentuk layar, pantai ini juga ombaknya kecil, dikarenakan karang karang besar menahan ombak tinggi yang datang.

Setelah puas foto2 dan ngecengin anak ABG, menjelang magrib akhirnya kami memutuskan balik lagi ke Pantai Sawarna untuk menjalankan misi maen2 aer heuheuheu. Di Pantai Tanjung Layar ga bisa renang2 maen aer, soalnya penuh sama karang. Cukup puas dengan maen aernya kamipun kembali ke penginapan.

Makan malam hari itu cukup nikmat, mungkin karena tingkat kelaparan perut berbanding lurus dengan tingkat kecapekan. Maklum perjalanan jauh. Makannya tergolong standar untuk daerah pantai. Ikan dengan tambahan sayur serta kenikmatan sambel kecap.

Selesai makan kegiatan dilanjut dengan maen kartu, adapula yang maen gitar. Ga sampai larut malam, soalnya kami berencana jalan subuh untuk ngejar sun rise di Lagoon Pari. Sekitar jam 12an gue udah tidur.

Keesokan subuhnya alarm gue bunyi, gue bangun, solat subuh lalu bangunin temen2 yg lain. Kami bersiap, dikarena hari masih gelap kami pun membawa senter sebagai alat penerangan. Tadinya mau pinjem petromak yg punya home stay, biar petualangannya lebih dramatis heuheuheu.

Berjalan menyusuri bibir pantai lumayan nyeremin. Ombak lagi pasang, jadi suaranya gede dan kerasa deket ditambah jalanan yang gelap. Mana senternya pake keabisan batre lagi -_____-"
Untung ada hape jadul yg dibawa temen gue ada senternya jadi masih cukup tertolong. (Semoga yg mendesign hape dengan feature senter masuk surga. Aamiin.)

Ga ada satupun dari kami yang pernah ke Lagoon Pari, cuma sebatas tau dari gambaran dari google map. Alhasil saat itu jalanan mentok ditebing karang yg pada dasarnya di google map mah ga keliatan heuheuheu.

Diseberang tebing, ada pantai kecil. Dari pada muter balik kami memutuskan buat nyebrang kesana menyusuri pinggiran tebing. Agak horror sih. Gimana ngga kalau elu ngadep kelaut, itu langsung terhampar Samudra Hindia heuheuheu. Ya walaupun ombak uda mulai kecil, parno aja kalau tiba2 ada ombak pasang gede, terus narik kami semua kelaut.

Sebelum nyebrang kami berdoa dulu. "Bismilah!". Dengan senter hape seadanya kamipun menyebrang dan Alhamdulillah nyampe sebrang dgn selamat.

Dipantai itu gue menemukan kejanggalan,
Gue curiga kalau itu bukan Lagoon Pari, menurut info sih, dari Lagoon Pari lu bisa liat sun rise, sedangkan pantai yg kami capai sun rise nya kehalang tebing karang.
Kamipun memutuskan mencari jalan setapak, dan mulai masuk hutan.

Menyusuri jalan setapak didalem hutan kami sampai disuatu bukit, dari atas situ kita bisa liat sun rise dan dibawah bukit ada pantai. Munkinkah itu tempat yg kami tuju? Hahaha ga tau pasti.

Kami menemukan jalan setapak untuk kebawah, tapi cukup curam. Karena kami manganut prinsip savety first maka kamipun mencari jalan lain, puter baliknya agak jauh sih masuk hutan lagi turun bukit.

Setelah berjalan cukup lama, sampailah kami di pantai tersebut. Tapi gue sih masih ragu kalau itu Lagoon Pari hahahaha. Kayanya kita nyasar. Gpp lah yang penting masi bisa liat sun rise.
Puas ngambil2 foto kamipun memutuskan pulang ke penginapan. Tapi baliknya ga pake rute tadi hehe, nanggung nyasar, kita nyari rute lain lewat pematang sawah yg berundak undak khas perbukitan. Untuk sawahnya kering saat itu masih musim kemarau, coba musim ujan, kebayang ribetnya. Ledok bro -_-

Setelah jalan cukup lama, sampailah kami disuatu bukit. Dari atas sini kami disuguhi pemandangan Pantai Sawarna yg memanjang dibatasi karang2 tinggi diujung kanan dan kirinya. Mantep deh. Dari situ juga gue liat anak2 fotografi kemaren, yang keheranan lewat jalan mana menuju bukit. Gue juga ke sasar bro sebenernya hahaha.

Perjalanan kali ini ngasi gue pelajaran. Bahwa persiapan itu penting. Dan menganalisa jumlah pengunjung tempat yg kita tuju juga perlu biar ga ribet masalah penginapan.
Sesuatu yang terlalu direncanakan juga kaku. Dan nyasar yg menjadi bakat gue dari dulu itu bukan sesuatu yg gue rencanakan. Tapi kalau traveling ga ada nyasar2nya dikit mah kurang seru.
Kerry Lorimer dari Lonely Planet pun bilang gini.

"Getting lost is the best thing to do when you're traveling."

Hehehe mungkin doi ada benernya juga.
Dan sekali lagi gue jatuh cinta sama dunia traveling. Terutama pantai. Gue setuju sama Kugy di Perahu Kertas. Suara ombak itu emang suara paling merdu. Mungkin karena gue Pisces, simbolnya kan 2 ikan hehehe.

Masih banyak tempat yg pengen gue datengin. Target gue itu ngelilingin pantai sepulau Jawa. Ga bisa sampe semua sih, yg jelas taun 2013 nanti ada 3 tempat lagi di P. Jawa yg mesti gue datengin. P. Peucang di Ujung Kulon, Karimun Jawa, dan P. Sempu di selatan Malang. Semoga terlaksana hehehe. Aamiin.

"Hidup itu traveling, dari suatu tempat ke tempat lain. Dari satu hati ke hati yang lain. Dan kelak hanya ada satu tempat yang nyaman untuk kembali pulang. Rumah. Kamu." @firdanzein

Makasi ya udah baca hehehe..

2 komentar:

  1. lagi googling ttg sawarna lalu muncul blog anda.
    seru ya sepertinya sawarna, saya sm temen2 mau kesana juga, tapi disuruh jadi seksi acara, serunya ngapain ya disana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru balas,akhir2 ini saya sibuk skripsi. Baru buka blog lagi :)
      Di Sawarna ada 3 pantai yg bisa mba kunjungi.
      Pertama mungkin mba bisa mengunjungi pantai yg paling dekat dengan penginapan. Disana pantainya halus. Mba bisa bikin acara futsal pantai atau voli. Disini juga cocok untuk maen2 aer. Cuman karena ombak Selatan yg besar2 disarankan untuk tidak terlalu ke tengah.
      Yang kedua di Pantai Tanjung Layar disana cocok untuk foto, banyak karang2 dan spot2 bagus untuk mengincar sunset.
      Paginya mungkin mba dan kawan2 bisa jalan2 ringan, karena di sepanjang pantai sawarna banyak sawah dan bukit2 khas daerah selatan jawa. Seru2an sambil olahraga ringan.

      Itu saja mungkin dari saya, semoga bermanfaat :)

      Hapus